GARIS WAKTU DESAIN GRAFIS INDONESIA – 1967 perintis periklanan modern


1967 PERINTIS PERIKLANAN MODERN

Orde Baru ternyata cukup sigap mengembalikan kestabilan politik dan ekonomi dalam negeri. Selain berupaya keras mengendalikan inflasi, Pemerintah juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi investasi baru. Konfrontasi dengan negara-negara liberal pun lambat-laun dihapuskan dan membuka lagi peluang bagi perdagangan luar-negeri yang lebih terbuka dan dinamis. Lebih lagi setelah Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) disahkan, telah sangat merangsang investasi dalam negeri dan menjamin adanya kepastian berusaha.

Di tahun 1967, tahun yang sama dengan dikeluarkannya Undang-undang PMDN tersebut, di Jakarta lahir perusahaan periklanan InterVista Ltd. Inc., yang didirikan dan dikelola oleh Nuradi (10 Mei 1926-8 Juni 2009). InterVista dianggap sebagai perintis periklanan modern di Indonesia. InterVista pula yang dianggap menjadi perusahaan periklanan pertama yang beroperasi dalam kapasitas pelayanan periklanan menyeluruh (full service advertising agency).

Setahun setelah diundangkannya Undang-undang PMDN, dikeluarkan pula Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) yang mengatur tata cara penanaman modal asing di Indonesia. Undang-undang ini bukan saja memberi jiwa keterbukaan pada masuknya modal asing, tetapi juga telah lebih merangsang lagi peningkatan investasi di Indonesia. Undang-undang PMA ini bahkan memberi dampak langsung pada peningkatan tajam bisnis periklanan. Investasi oleh para pemodal asing rupanya membawa konsekuensi lain bagi periklanan. Para pemodal ini yang umumnya sudah terbiasa dengan sistem perekonomian dan perdagangan liberal, rupanya menuntut adanya pula sarana promosi dan periklanan yang baik di Indonesia*.

Sebagai perusahaan periklanan modern. InterVista juga tercatat aktif dalam membantu kampanye-kampanye pemasaran sosial (social marketing) atau periklanan layanan masyarakat (public service advertising). Kampanye-kampanye ini merupakan sesuatu ayng baru bagi masyarakat Indonesia di masa itu.

Salah satu karya besar InterVista yang bahkan tetap digunakan hingga saat ini adalah Kartu Menuju Sehat. Sebuah petunjuk sangat praktis bagi para ibu untuk memeriksa dan merawat kesehatan bayinya.

Munculnya InterVista rupanya menjadi katalis bagi lahirnya banyak lagi perusahaan periklanan modern di Indonesia. Bahkan tahun 1969 berdiri pula Benson SH Ltd., perusahaan periklanan pertama yang berafiliasi dengan perusahaan periklanan asing di Indonesia. Perusahaan periklanan ini tadinya sekedar merupakan afilasi dari perusahaan yang sama di Singapura, tetapi kemudian dikembangkan menjadi afiliasi langsung dengan perusahaan periklanan induknya di New York dan berubah nama menjadi Ogilvy Benson & Mather Indonesia. Selanjutnya karena ada peraturan yang tidak mengizinkan perusahaan periklanan asing Indonesia, perusahaan ini mengubah statusnya menjadi perusahaan Indonesia, sekaligus mengganti namanya menjadi PT Indo Ad**.

  • Para praktisi periklanan umumnya berpendapat ada hubungan langsung antara aspek -aspek investasi, dan periklanan dalam arti yang luas. Karena itu, tuntutan para investor asing ini tentu saja wajar untuk mengamankan investasi mereka,dengan meningkatkan efisiensi produksi (mencapai tingkat skala ekonomi tertentu) dan dengan dukungan promosi dan periklanan menjamin tercapainya sasaran-sasaran pemasara barang atau jasa yang mereka hasilkan.

** Ogilvy Benson & Mather Internasional kemudian berubah nama menjadi Ogilvy & Mather. Saat terbentuknya Indo Ad, Ogilvy & Mather merupakan perusahaan internasional dengan kantor afiliasi terbanyak di dunia dan dalam hal omset, No. 6 terbesar di luar Jepang.

Sumber: “Sejarah Periklanan Indonesia 1744-1984″, Bab VI, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.

Garis Waktu Desain Grafis Indonesia


Leave a Reply